Senin, 12 Maret 2012

Etika Bisnis


Nabi Muhammad S.A.W. adalah sebuah pribadi yang lengkap dan sempurna (Insan Al-Kaamil) yang tak habis-habisnya digali dan dianalisa baik oleh umat Islam maupun kalangan cendikiawan di luar Islam.
Sungguhpun demikian di lain sisi sangat disayangkan bahwa sosok Muhammad SAW sebagai seorang pedagang dan entrepreneur masih terabaikan. Ini tentu saja hal yang patut disesalkan, mengingat demikian luasnya peran Rasul dalam bidang ini dan luasnya Khazanah Muamalah Islam yang masih terpendam.
Keawaman sebagian cendikiawan tentang Economic Doctrines of Muhammad dan khazanah muamalah Islam telah membahas kepada suatu anggapan bahwa Islam dengan etika bisnisnya adalah sebagai faktor penghambat dalam pembangunan ekonomi dan aktifitas bisnis modern. Hampir dapat dipastikan kesimpulan yang agak tergesa-gesa ini timbul sebagai akibat dari salah pandang terhadap Islam sebagai agama yang hanya disibukkan dengan masalah-masalah ritual bukan sebagai suatu sistem yang komprehensif dan mencakup seluruh aspek kehidupan termasuk di dalamnya pembangunan ekonomi dan aktifitas bisnis.
Demikan juga penyebab utama dari masalah tersebut yaitu adanya dikotomi atau dualisme intelektual antara Bankir dan Kyai, Ekonom dan Ustadz serta Teknokrat bisnis dan Ulama. Kesenjangan ini sedemikian rupa telah menempatkan para Bankir terlalu sibuk dengan dunia finansial uang notabene hampir seluruh ilmunya diperoleh dari barat dengan ramuan finansial yahudinya serta pada waktu yang sama hampir tidak pernah memperlajari khazanah fiqih Muamalah yang mungkin dapat dijadikan salah satu referensi atau sumber pengembangan produk dan service-nya.
Jikalau menyadari hal ini sungguh kita ini merupakan murid-murid yang durhaka. Durhaka karena telah menteledorkan Khazanah Muamalah dan tika bisnis Muhammad SAW dan tidak mengembangkannya. Kedurhakaan kita ini sedemikian rupa sangatlah jauh bila dibandingakan keshalehan dan dedikasi murid-murid Adam Smith seperti David Richardo, Maltus, John Stuart Mills, Maynard Keynes, Paul Samuelson, Milton Friedman dan lain-lain yang dengan ikhlas telah mengembangkan peninggalan-warisan teori-teorinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar