Minggu, 25 Maret 2012

merawat kebersihan MISS.V

Perempuan akan sangat teliti sekali ketika melakukan perawatan seputar wajah, kulit atau kuku karena bagian- bagian tubuh tersebut mudah terlihat. Sedangkan daerah kewanitaan sering diabaikan karena letaknya yang tersembunyi. Padahal merawat organ intim sama pentingnya dengan merawat asset perempuan yang lain karena organ intim mudah terserang bakteri dan penyakit karena lingkungannya yang lembab.

1. Bersihkan Miss V setiap habis buang air
Ini adalah hal paling dasar yang harus dilakukan setiap wanita untuk merawat vaginanya. Bersihkan vagina menggunakan air bersih, usahakan gunakan air yang langsung mengalir dari keran. Menurut sebuah penelitian, air yang berasal dari ember atau bak toilet mengandung 70% bakteri. Cara membersihkan vagina yang benar adalah dengan mengaliri air dari arah depan ke belakang ( anus ) dan dikeringkan dengan handuk lembut atau tissue setelah itu.

2. Jangan terlalu lembab
Bila daerah sekitar vagina lembab, maka kemungkinan tumbuh bakteri dan terjadi infeksi sangat besar. Kelembaban vagina yang ideal adalah pada PH 3,8 – 4,2. Pada PH tersebut, bakteri baik pada vagina ( lactobacillus ) akan tumbuh subur, sedangkan bakteri jahat ( pathogen ) akan mati sehingga infeksi dapat dicegah.

3. Hati- hati dengan Cairan Pembersih Miss V

Pada dasarnya vagina sudah memiliki cairan pembersih sendiri sehingga tidak membutuhkan cairan pembersih seperti yang kini banyak beredar. Namun jika Anda sudah terlanjur terbiasa hidup dengan cairan pembersih, maka Anda harus menjadi lebih teliti dalam pemilihan cairan pembersihnya. Cairan pembersih untuk vagina harus memiliki PH antara 3 – 4 ( silakan dibaca pada kemasan )agar bakteri baik tidak mati dan kulit kelamin menjadi cepat keriput.

4. Periksa Miss V
Jika kita rajin melakukan pemeriksaan terhadap vagina, maka infeksi paling ringan pun dapat diketahui dengan segera. Ciri- ciri terjadinya infeksi pada vagina adalah berubahnya warna di daerah sekitar vagina menjadi lebih merah, terjadi gatal- gatal dan muncul bau tidak sedap.

5. Hindari Pemakaian Bedak
Ini adalah hal yang penting untuk dilakukan agar vagina tidak menjadi sarang bakteri dan jamur.

6. Jangan Menggaruk Miss V dan Mengompress dengan Air Hangat

Jangan menggaruk organ kewanitaan dengan alasan apapun. Membasuh vagina dengan air hangat juga tidak disarankan karena dapat membuat Miss V semakin meradang dan rasa gatal bertambah hebat. Cara yang disarankan untuk mengurangi rasa gatal tersebut adalah dengan mengompress vagina dengan air es, basuh vagina dengan rebusan air sirih yang sudah didinginkan atau PK yang sudah didinginkan dengan tujuan agar pembuluh darah di sekitar organ intim menciut, warna merahnya berkurang serta rasa gatal teratasi.

7. Mencukur Bulu Pubis
Bulu pubis ( bulu kemaluan ) memang berfungsi sebagai pelindung vagina, namun jika bulu pubis terlalu tebal, maka hal ini dapat menjadi tempat berkembangbiaknya jamur dan bakteri.

8. Penggunaan Pembalut
Untuk mengurangi iritasi pada daerah kulit vagina, perempuan harus lebih teliti dalam memilih pembalut. Pembalut yang baik memiliki ciri- ciri berdaya serap tinggi dan lembut ketika dipakai. Hindari penggunaan pembalut dengan wangi- wangian karena hal ini dapat menyebabkan vagina gatal dan iritasi.

9. Penggunaan Pantyliner
Jangan terlalu sering memakai pantyliner kecuali memang benar- benar dibutuhkan. Cairan yang tertampung pada pantyliner dapat menyebabkan vagina terlalu lembab, sehingga menjadikan bakteri tumbuh dengan subur. Pilihlah pantyliner yang tidak mengandung parfum dan gantilah setiap kali selesai buang air kecil maupun besar.

10. Pemilihan Celana dan Celana Dalam
Gunakan celana dalam yang berbahan katun agar menyerap keringat dengan sempurna dan tidak menyebabkan organ intim kepanasan. Selain itu jangan terlalu sering memakai celana jins ketat selama seharian penuh agar sirkulasi udara maupun darah khususnya di organ intim dapat berjalan dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar